"Secara keseluruhan saya tidak khawatir sama dia, tapi saya khawatir dengan anak Asia di sekolah-sekolah lain. Saya rajin bilang ke anak saya, kalau temen kamu ada yang di-bully, kamu jangan diam saja, harus berani stand up (membela) teman kamu!" ujarnya semangat.
Jangan biarkan teror menang
Namun Agatha Bun, diaspora Indonesia lain yang tinggal di San Diego, California, memberi pandangan lain. Ia mengatakan tidak pernah sedikit pun takut dengan berbagai insiden yang terjadi.
"Aman! Justru dengan berperasaan dan berpikir tentang semua yang berbau kecemasan dan ketakutan, ini menjadi 'makanan' tidak sehat bagi tubuh,"” ujar ibu dua anak ini penuh rasa optimis.
Agatha mengatakan, tahu persis situasi rumit yang saat ini ada, "begitu besar intoleransi, banyak yang percaya hoaks, sampai sikap pemimpin yang memanas-manasi, dan kurang pengetahuannya masyarakat akan suatu isu."
Tapi perempuan yang berprofesi sebagai agen real-esta ini, menegaskan, "Jangan pernah biarkan teror di Bumi mana pun menang!"
Ia berharap dapat menularkan semangat dan sikap positif ini pada banyak warga dan diaspora Indonesia di Amerika agar berani bicara terbuka terhadap ketidaksukaan pada warga Asia.
Lima warga dan diaspora Indonesia lain yang diwawancarai VOA sepakat dengan hal itu.
"Hukum di sini jalan, polisi mau tidak mau masih harus memproses tiap laporan, jadi kita punya kesempatan untuk speak up! Banyak orang yang mau menjadi ally (sekutu) dan mendukung kita," ujar Robert Cratius.
"Kita harus bersatu. Lakukan apa yang harus kita lakukan, jangan jadi penonton saja. Harus berani bicara. Ini bukan saatnya untuk diam, berdiri, bicara dan jadi ally," tegas Wulan.
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar