Gridhot.ID - Sosok Budi Darma memang sudah sangat melegenda di Indonesia.
Dikutip Gridhot dari laman wikipedianya, Budi Darma adalah guru besar di FPBS Universitas Negeri Surabaya yang juga terkenal sebagai sastrawan fenomenal pada masanya.
Kini kabar memilukan datang dari sang sastrawan.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Budi Darma, seorang penulis dan sastrawan berpengaruh di Indonesia, wafat di usia ke-84 tahun.
Pria kelahiran Rembang, 25 April 1937 itu mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Islam (RSI) A Yani Wonokromo, Surabaya, pada Sabtu (21/8/2021) pukul 06.00 WIB.
Kepala Humas Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Vinda Maya Setianingrum mengatakan, Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni Unesa itu wafat setelah berjuang melawan Covid-19 selama sebulan lebih.
"Ya (terinfeksi Covid-19), hampir sebulan lebih dirawat di RS," kata Vinda kepada Kompas.com, Sabtu.
Sementara itu, Direktur Utama RSI A Yani, dr Dodo Anondo membenarkan almarhum terinfeksi Covid-19.
Menurut dia, saat almarhum pertama kali dibawa ke rumah sakit, sudah dalam kondisi sedang-berat.
"Jadi, almarhum masuk ke rumah sakit sudah dalam keadaan agak berat. kemudian sudah dicoba dengan semua peralatan, semua sudah kita optimalkan. dokternya juga, semua sudah mengerjakan dengan baik," kata Dodo.
Dodo menyampaikan, kondisi fisik dan usia almarhum yang sudah lanjut cukup mempengaruhi.
Menurutnya, tensi darahnya terus berkurang atau sangat rendah dan terjadi penurunan kesadaran.
"Kami sudah mencoba untuk optimalkan, kondisi beliau terus memburuk setiap harinya. Kemarin kita sudah usahakan semua peralatan kita pakai, tapi datanya sampai pukul 06.00 pagi beliau wafat," tutur Dodo.
Ia pun menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya sastrawan kenamaan Indonesia sekaligus guru besar Unesa tersebut.
"Saya tidak bisa memberikan banyak penjelasan soal medis karena ini berkaitan dengan kode etik. Kami turut berduka atas wafatnya Prof Budi Darma," ucap Dodo.
(*)
Source | : | Kompas.com,wikipedia |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar