Gridhot.ID - KKB Papua terus menebarkan teror ke warga sekitar.
Dikutip Gridhot dari Tribun Palu sebelumnya, seorang pendeta sempat bersaksi kalau para anggota KKB Papua sering meneror mereka dan melakukan ancaman menggunakan senjata.
Bahkan para kriminal tersebut disebutkan sering memperkosa gadis di bawah umur yang tak berdosa.
Selain itu KKB Papua juga sering menghilangkan nyawa para warga sipil dengan entengnya.
Terbaru, kelompok separatis tersebut membunuh seorang warga hanya untuk memperingatkan tentang larangan wilayahnya.
Dikutip Gridhot dari Surya, KKB Papua mengingatkan, pekerja di lima jenis pekerjaan itu dilarang beraktivitas di wilayah kekuasaannya.
Jika tetap ada yang nekat, maka mereka mengancam akan melukai hingga membunuhnya.
Terbaru, seorang tukang ojek bernama Adil tewas dibacok, Kamis (9/6/2022).
Apa saja lima pekerjaan yang dicurigai KKB Papua sebagai intel TNI/Polri?
Juru Bicara OPM, Sebby Sambom kepada Tribun-Papua.com, Jumat (10/6/2022) menyebutkan, tukang bangunan, tukang ojek, guru, mantri dan juga pekerja kemanusiaan non-Papua.
Sebby mengatakan, wilayah pegunungan yang dikuasai KKB Papua merupakan medan perang bagi pekerja di lima jenis pekerjaan tersebut.
karena itu, ia mengingatkan warga yang bergelut di lima pekerjaan itu supaya tidak bekerja di wilayah pegunungan Papua.
"Kami sudah sampaikan bahwa orang imigran segera tinggalkan wilayah Perang di Papua," ujar Sebby.
"Tetapi kenapa mereka masih saja datang ke wilayah Perang untuk lakukan pekerjaan yang sudah dilarang oleh Pimpinan TPNPB?," sambungnya.
Sebelumnya, Adil meninggal setelah dibacok saat melintasi tanjakan Lapar di Kampung Kibogolome, Distrik Ilaga.
Diketahui, polisi menyebut KKB Papua pelakunya, lantaran kerap meneror warga sipil dan pekerja kemanusiaan.
"TPNPB di bawah pimpinan Peni Murib dan Komandan Operasi Numbuk Telenggen bertanggung jawab atas pembunuhan tukang ojek di Ilaga," ujar Sebby secara tertulis.
Tudingan spionase aparat gabungan TNI-Polri, alasan OPM membacok korban.
Sebelumnya, Adil menghembuskan nafas terakhir di Puskesmas Ilaga, Kamis (9/6/2022).
"Setelah mendapat perawatan, korban akhirnya meninggal dunia pukul 16.27 WIT," ujar Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Puncak, Kompol I Nyoman Punia, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis.
Belum diketahui secara pasti mengapa korban berada di lokasi tersebut.
Meski begitu, Polres Puncak masih melakukan penyelidikan terkait pelaku yang melakukan penganiayaan.
“Pelakunya masih didalami dan perlu dikumpulkan keterangan untuk mengetahui dari kelompok mana yang melakukan penganiayaan,” ungkapnya.
(*)
Source | : | Surya,Tribun Palu |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar