"Saudara saksi, menurut beberapa saksi di sini, ketika akan ditanya untuk mengonfirmasi, sering menangis. Yang saya tanyakan, apakah saudara saksi ketika dipertanyakan menangis itu dalam rangka memang sedih atau tadi seperti bahasa saksi untuk memuluskan skenario?" tanya jaksa di persidangan.
Sambo bilang, dirinya menangis karena selalu teringat cerita Putri Candrawathi, yang mengaku dilecehkan oleh Brigadir J di Magelang, Jawa Tengah.
Peristiwa itu pula yang membuatnya naik pitam hingga merencakan penembakan terhadap Brigadir J pada Jumat (8/7/2022).
"Bukan. Itu natural karena saya harus merasakan itu yang terjadi," jawab Sambo.
"Saya selalu ingat kejadian yang menimpa istri saya di Magelang, itu pasti akan kemudian membuat kesedihan saya dan amarah saya terhadap peristiwa yang terjadi Magelang," ujar Sambo.
Jaksa lantas bertanya, mengapa Sambo saat itu tak langsung membuat laporan polisi soal pelecehan yang disebut dilakukan Yosua terhadap Putri.
Mantan jenderal bintang 2 itu pun berkata, dirinya diliputi amarah dan emosi sehingga tak mampu berpikir jernih.
"Itu yang saya sampaikan bahwa amarah dan emosi merupakan logika saya. Harusnya sih dia (Yosua) yang duduk di sini (kursi terdakwa) untuk menghadapi proses itu (peradilan)," kata Sambo.
Sebagaimana diketahui, 5 orang ditetapkan sebagai terdakwa pembunuhan berencana Brigadir J.
Kelimanya yakni Ferdy Sambo; istri Sambo, Putri Candrawathi; ajudan Sambo, Richard Eliezer atau Bharada E dan Ricky Rizal atau Bripka RR; dan ART Sambo, Kuat Ma'ruf.
Berdasarkan dakwaan jaksa penuntut umum, pembunuhan itu dilatarbelakangi oleh pernyataan Putri yang mengaku telah dilecehkan Brigadir J di rumah Sambo di Magelang, Jawa Tengah, Kamis (7/7/2022).