"Selama di kota Zamboanga, saya pernah ditawari senjata ilegal karena di sana memang banyak industri rumahan senjata api dengan kualitas bagus. Bahkan salah satu teroris Para Wijayanto pernah belajar membuat senjata di sana," ujar dia.
Benny yang pernah masuk dalam tim pembebasan sandera di Filipina selatan pada 2005 menyebut, rute penyelundupan senjata dari Filipina ke wilayah Indonesia bagian timur di antaranya, dari Tawau ke Nunukan, lalu dari General Santos ke Talaud, kemudian Maluku Utara dan tiba di Papua.
"Senjata dari Filipina selatan ini digunakan oleh kelompok JI (Jamaah Islamiyah) dan kelompok lain, termasuk di daerah konflik seperti Maluku waktu itu," terang dia.
Benny pun menyampaikan hasil pemeriksaan Anton Gobay akan mengungkap rute penyelundupan senpi ilegal dari Filipina dari Indonesia yang ditempuh.
"Ini akan terungkap juga hubungan Anton Gobay dengan kelompok-kelompok bersenjata di Papua," kata dia.
Jejak-jejak senjata ilegal dari Filipina di Indonesia
Dugaan penyelendupan senjata ilegal dari Filipina ke Indonesia bukan kali ini saja pernah terjadi.
Pada Mei 2022, Polri pernah mengungkap penyelundupan delapan senjata api ilegal jenis UZI dan 40 butir amunisi kaliber 9 mm dari Filipina ke Papua melalui Kepulauan Sangihe, dengan menggunakan jalur laut yaitu perahu kecil.
Pada tahun 2020, Polda Sulawesi Utara mengungkap penyelundupan senjata api jenis revolver hitam, dan satu butir amunisi ilegal yang diduga dari Filipina yang akan dijual ke wilayahnya untuk kemudian dikirim ke Papua Barat.
Pada tahun yang sama, di Manokwari, Polda Papua Barat membongkar perdagangan enam pucuk senjata api dan 43 butir peluru ilegal dari Filipina.
Selain ke wilayah Papua, senjata api ilegal dari Filipina juga digunakan kelompok terorisme di Indonesia.
Polisi menyita dua senjata M16 ilegal dari Filipina yang digunakan anggota kelompok teroris Poso, tergabung dalam Mujahiddin Indonesia Timur.