Anton mengaku sebagai putra Papua yang mendukung perjuangan rakyat Papua untuk merdeka.
Ia mengaku hanya seorang simpatisan yang mendukung KKB Papua, dan tidak mempedulikan posisi atau jabatan terhadap organisasi tersebut.
"Iya (KKB), kalau menurut yang bersangkutan (Anton) seperti itu," ujar Kadiv Hubinter Polri Irjen Krishna Murti kepada Kompas.com, Rabu (11/1/2023)
Selain itu, Anton mengakui pernah mengikuti acara pertemuan di Papua Nugini untuk membahas pergerakan Papua Barat dan merupakan salah satu pendiri gerakan Komunal untuk wilayah Vanimo di Papua Nugini.
Kata pengamat soal senjata ilegal dari Filipina
Pengamat kepolisian dari Universitas Bayangkara Jakarta, Hermawan Sulistyo, mengatakan Filipina adalah salah satu pemasok utama senjata api yang digunakan oleh KKB di Papua.
Melansir dari BBC News Indonesia, Hermawan menjelaskan, pusat peredaran senjata itu berada di Filipina bagian selatan, basis pemberontakan kelompok komunis dan juga organisasi separatis Islam, seperti Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF).
"Mereka menjual senjata-senjata ilegal untuk mendanai operasi militer mereka sendiri, kan biayanya besar, walau sebenarnya amunisi itu tidak kenal ideologi, agama, dan kebangsaan, kenalnya hanya duit," kata Hermawan.
Senjata-senjata tersebut kemudian diselundupkan melalui jalur laut tradisional yang umumnya melewati Pulau Miangas, dan puluhan pulau kecil lain di sekitarnya untuk selanjutnya dibawa masuk ke daratan Sulawesi hingga Papua.
Selain dari Filipina
Selain Filipina, kata Hermawan, pasokan senjata ilegal Papua juga berasal dari Papua Nugini.