Dia mendapatkan mandat memimpin pesantren yang didirikan oleh kakeknya, KH Hasyim Asy'ari, menggantikan pamannya, KH Yusuf Hasyim.
Sejak saat itu, ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengembangkan pesantren.
Selama hampir 14 tahun memimpin Pesantren Tebuireng, Gus Sholah banyak menelurkan gagasan penting untuk mengembangkan pesantren.
Di bidang pendidikan formal, lahir SMA Trensains di Ngoro, Jombang. Sekolah ini merupakan perpaduan antara pembelajaran ilmu agama dan ilmu pengetahuan.
Selain membangun beberapa unit pendidikan baru dengan konsep modern, Gus Sholah juga konsisten mengembangkan dan meningkatkan kapasitas SDM kalangan pendidik di lingkungan Pesantren Tebuireng.
"Semasa Gus Sholah, unit pendidikan yang didirikan dengan konsep modern salah satunya SMA Trensains di Ngoro. Selain itu, ada SDI (Sekolah Dasar Islam)," ungkap Zainal Arifin, salah pengurus Pesantren Tebuireng, kepada Kompas.com, Minggu (2/2/2020) malam.
Zainal mengatakan, perguruan tinggi di bawah Pesantren Tebuireng juga makin berkembang di bawah kepemimpinan Gus Sholah.
Di Tebuireng, ada perguruan tinggi Institut Keislaman Hasyim Asy'ari (Ikaha) yang kemudian berubah menjadi Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) semasa kepemimpinan Gus Sholah.
Menurut Zainal, semasa hidup, Gus Sholah sangat serius mengembangkan pendidikan di lingkup pesantren, serta membumikan pesantren di seluruh wilayah Indonesia.
Saat ini, Pesantren Tebuireng tidak hanya berada di Dusun Tebuireng, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Sejak beberapa tahun lalu, Ponpes Tebuireng membuka cabang di sejumlah wilayah Indonesia.