Gridhot.ID - James Loodewyk Tomatala (61) merasa tidak tenang setelah membunuh dan memutilasi istrinya, Ni Made Sutarini (55) di rumahnya di Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur pada Sabtu (30/12/2023).
James merasa korban terus menghantuinya sepanjang malam.
Hal itu diungkapkan oleh penasihat hukum tersangka dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Peradi Malang Raya, Guntur Putra Abdi Wijaya di Mapolresta Malang Kota, Kamis (4/1/2024).
Guntur mengatakan, James membunuh dan memutilasi jasad istrinya pada Sabtu (30/12/2023) siang.
Pelaku memutilasi jasad korban selama 6 jam mulai pukul 12.00-18.00 WIB dengan menggunakan pisau dapur menjadi 10 bagian.
"Pada malam harinya, tersangka merasa dihantui oleh korban. Bahkan pada malam itu, tersangka tidak tidur karena terus dibayang-bayangi oleh korban," ujar Guntur kepada SuryaMalang.com, Kamis (4/1/2023).
Karena merasa dihantui korban, James tidak tahan dan menyerahkan diri ke polisi.
Sebelum menyerahkan diri, James sempat meminta tolong kepada tetangga untuk membantu mengangkat barang.
Rupanya, barang yang dimaksud adalah ember yang berisi tubuh korban.
"Pada keesokan harinya, tersangka minta tolong ke tetangga untuk mengangkat ember berisi potongan tubuh korban. Tetangganya ketakutan dan lari. Setelah itu, tersangka menyerahkan diri ke polisi," imbuhnya.
Guntur mengatakan, James melakukan pembunuhan disertai mutilasi tanpa perencanaan.
Dia menampik dugaan polisi yang menyebut James merencanakan mutilasi karena sudah membeli kantong kresek berukuran besar.
"Dugaan kami tidak ada perencanaan karena kantong kresek yang ada di TKP digunakan tersangka untuk menaruh pisaunya, dan pisau yang digunakan adalah pisau dapur," ucap Guntur.
"Sedangkan tongkat yang digunakan untuk mencekik korban merupakan tongkat yang biasanya dipakai untuk memburu tikus di rumah," tandasnya.
Selain itu, Guntur mengatakan bahwa James memiliki riwayat penyakit diabetes.
Diduga gangguan kesehatan itu yang membuat hubungan James dengan istri tidak harmonis, lalu tersangka menuduh korban selingkuh dengan laki-laki lain.
Guntur menyebutkan tersangka lama curiga kepada istrinya.
"Tersangka memang kurang begitu harmonis dengan istrinya. Bahkan setelah tersangka pensiun juga seperti itu," ujarnya.
Selama proses pendampingan, dugaan kecemburuan pelaku terhadap korban belum bisa dibuktikan.
Sedangkan, riwayat diabetes yang dialami pelaku mengaku berasal dari keturunan orang tuanya.
"Untuk riwayat diabet, dia (tersangka) hanya bilang karena keturunan dari orangtua. Sehingga saudaranya meninggal pun karena penyakit diabet," katanya.
Terpisah, Kasi Humas Polresta Malang Kota Ipda Yudi Risdiyanto mengatakan pihak Satreskrim hingga kini belum bisa melakukan pemeriksaan secara mendalam terhadap James.
Sebab, kata Yudi, kondisi tersangka saat ini masih terguncang setelah melakukan pembunuhan disertai mutilasi terhadap istrinya.
"Mungkin sedikit banyak terguncang, penyesalan," kata Ipda Yudi di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (4/1/2023).
Diberitakan sebelumnya, persoalan rumah tangga diduga menjadi motif pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan James kepada istrinya.
Peristiwa sadis itu terjadi di rumah pelaku di Jalan Serayu, Nomor 6 RT 02 RW 04, Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing.
Pelaku tega melakukan aksi kejinya pada Sabtu (30/12/2023) mulai sekitar pukul 10.30 WIB.
Pelaku dan korban diawali dengan cekcok. Kemudian, pelaku memukul kepala korban dengan tangan dan dilanjut mencekik leher korban.
Selanjutnya, tubuh korban dipotong menjadi 10 bagian menggunakan pisau besar atau parang dan pisau kecil.
Selanjutnya potongan tubuh korban diletakkan di teras rumah dalam sebuah ember.
"Motifnya permasalahan rumah tangga. Karena si istri sudah lama tidak kembali ke rumah. Namun kemarin itu, Sabtu (30/12/2023), korban kembali ke Malang untuk mengikuti suatu kegiatan," kata Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Danang Yudanto, Minggu (31/12/2023).
Kemudian, pelaku menyerahkan diri pada Minggu (31/12/2023) ke Polsek Blimbing sekitar pukul 08.00 WIB.
"Tersangka saat memberikan keterangan mengakui perbuatannya. Setelah ini kami lakukan pemeriksaan terhadap tersangka, termasuk kejiwaannya," katanya.
Seluruh potongan tubuh korban telah dievakuasi dan dibawa ke kamar Jenazah RS Saiful Anwar (RSSA) Malang.
"Selanjutnya, melaksanakan autopsi. Keluarga korban yang berada di Bali juga sudah kami hubungi dan sedang perjalanan ke Kota Malang," katanya.
(*)
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar