"Guru tersebut tidak mengajar sejak hari Jumat lalu, jangan sampai ada tindakan-tindakan anarkis dari keluarga korban," paparnya, Senin (29/1/2024), dikutip dari TribunnewsSultra.com.
Pihak sekolah telah memanggil RM dan memeriksanya.
Saat diperiksa, RM mengakui perbuatannya dan menyebut jumlah korban mencapai 17 siswa.
"Sudah dua kali saya bicara dengan guru terkait, ia mengakui," lanjutnya.
Korban Mengalami Trauma
Melansir Kompas.com, Ketua UPTD PPA Buton Selatan, Wa Ode Siti Sahara, mengungkap keadaan enam dari 17 siswa yang menjadi korban pencabulan oknum RM mengalami trauma.
Wa Ode menuturkan hal tersebut saat melakukan asesmen terhadap 6 orang korban.
"Setelah psikolog melakukan asesmen, terdapat trauma karena ada beberapa gangguan yang dialami seperti kecemasan, ketakutan dan kurang percaya diri," kata Wa Ode pada Selasa (30/1/2024).
Saat ini pihaknya akan melakukan pendampingan terhadap korban termasuk mendampingi korban yang melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Sampolawa.
"Kami telah melakukan penjangkau kasus terhadap 6 orang korban kemudian melakukan asesemen, setelah itu kita melakukan pendampingan di Polsek Sampolawa untuk laporan," ujarnya.
Ia menambahkan, UPTD PPA Buton Selatan akan melakukan konseling penguatan terhadap korban untuk menghilangkan rasa trauma.