Find Us On Social Media :

Terungkap! Begini Cara KKB Papua Serang Aparat Gabungan TNI-Polri, Kolonel Czi IGN Suriastawa: Jangan Dibayangkan Seperti Foto Mereka di Medsos

KKB Papua

GridHot.ID - Pemberitaan mengenai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua cukup menarik perhatian khalayak akhir-akhir ini.

Memang apa sebenarnya KKB?

Melansir Warta Kota, KKB merupakan sebutan bagi penegak hukum Indonesia untuk kelompok militan yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).

Tokoh masyarakat Papua, Michael Menufandu, mengatakan ada perbedaan antara KKB dengan Kelompok Separatis Bersenjata (KSB).

"KKB itu istilah yang dipakai oleh polisi supaya bisa anggap ini kejadian kriminal, jadi pakai KKB," kata Menufandu, pada 2018 lalu.

Baca Juga: Sok-sokan Nantang Adu Tembak, 1 Anggota KKB Papua Justru Langsung Temui Ajalnya Lewat Timah Panas Yonif Raider 715/MTL Kostrad, Begini Kehebatan Mereka Jaga Kedaulatan Indonesia

Sedangkan istilah KSB sering kali digunakan oleh TNI.

"Kalau disebut separatis itu berarti harus (dihadapi secara) militer," ujarnya.

Lantas seberapa besar kekuatan KKB ketika melakukan serangan gerilya terhadap aparat gabungan TNI-Polri?

Mengutip Kompas TV, Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa menerangkan, dalam melakukan serangan, KKB yang berada di gunung-gunung Papua, biasanya bergerak dalam kelompok-kelompok kecil, tidak besar seperti yang dibayangkan atau dilihat dari foto yang beredar.

Baca Juga: Pemuda Putus Sekolah Rekrutan KKB Papua Tembak Warga Sipil, Kapolres Intan Jaya: Berbulan-bulan Tidak Muncul, Tahu-tahu Bikin Ulah

Dari mereka yang bergerak untuk melakukan serangan itu, lanjut Suriastawa, tidak semua personel KKB dilengkapi atau membawa senjata api.

"Jadi, jangan dibayangkan seperti foto mereka di medsos, yang bergerombol puluhan atau ratusan orang dan semuanya bersenjata," kata Suriastawa melalui keterangan resminya pada Senin (8/3/2021).

Suriastawa mengatakan, jumlah personel KKB yang melakukan serangan gerilya biasanya berjumlah 5 sampai 7 orang.

Dari jumlah tersebut, paling banyak hanya dua orang yang membawa senjata api.

Baca Juga: Bergabung dengan Satgas Nemangkawi untuk Tumpas KKB Papua, Sosok Ipda Listra Kogoya Saat Lepas Seragam Ternyata Bikin Pangling, Begini Potretnya

"Dalam aksi gerilyanya, dari 5-7 orang hanya 1 atau 2 yang bersenjata dan bila terjadi kontak senjata," ucap Suriastawa.

Ketika kontak senjata terjadi dan ada satu atau dua personel KKB yang terluka atau tewas, maka personel yang selamat langsung menjalankan tugasnya membawa kabur senjata api.

"Orang yang selamat bertugas membawa kabur senjata," ujarnya.

Setelah itu, mereka mendokumentasikan rekannya yang tewas tersebut untuk kemudian diunggah di media sosial.

Baca Juga: Siap Dikirim Negara untuk Musnahkan KKB Papua yang Beringas, Ipda Listra Kini Jadi Sorotan, Penampilannya yang Mempesona di Luar Seragam Brimob Buat Pangling Atas Kemampuannya yang Mematikan

Postingan itu biasanya dibumbui narasi bahwa korban adalah warga sipil.

"Mereka kemudian memposting di medsos mereka bahwa korban adalah warga sipil karena tidak bersenjata," tutur Suriastawa.

Lebih lanjut, Suriastawa mengatakan, KKB merupakan salah satu sayap gerakan Organisasi Papua Merdeka.

Namun, masih ada dua gerakan lagi yakni sayap politik dan kelompok klandestin.

Suriastawa melanjutkan, ketiga sayap gerakan tersebut memanfaatkan media sosial atau medsos untuk saling berkomunikasi.

Baca Juga: Tak Sadar Buka Boroknya Sendiri, Jubir OPM Sebar Hoaks Anggota KKB yang Tewas Ditembak Masih 17 Tahun, Kapolres Mimika: Mereka Tega Mendoktrin Generasi Muda

Biasanya, mereka berkomunikasi untuk merencanakan aksi. Selain itu, juga untuk menyebarkan berita bohong.

Hal itu dilakukan untuk membentuk opini publik, sehingga membuat citra buruk tentang pemerintahan Indonesia, termasuk TNI-Polri terkait persoalan Papua.

"Tiga sayap gerakan ini memanfaatkan medsos untuk saling berkomunikasi, merencanakan aksi dan menyebarkan berita bohong," ucap Suriastawa.

"Membentuk opini buruk memang cara mereka untuk menyudutkan pemerintah Indonesia (termasuk TNI/Polri) terkait masalah Papua melalui berbagai platform medsos."

Baca Juga: Senjatanya Langsung Dibawa Kabur Teman Sendiri, 1 Anggota KKB Papua Tewas Ditembak TNI, Berawal dari Serang Aparat Dini Hari

Suriastawa menambahkan, pihak yang dihadapi TNI-Polri saat ini bukan lagi hanya dari kelompok kriminal bersenjata (KKB). Melainkan juga kelompok klandestin.

Kelompok tersebut, kata Suriastawa, berada di dalam maupun luar negeri. Selain itu, profesi kelompok ini bisa apa saja.

"Jadi, yang dihadapi bukan hanya Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) yang ada di gunung-gunung saja," kata Suriastawa.

"Tetapi juga politik (dalam dan luar negeri) dan kelompok klandestin yang bisa berprofesi apapun."

(*)