Find Us On Social Media :

Dulu Diberhentikan Presiden Jokowi, Jenderal Polisi Mantan Kapolri Era SBY Tolak 2 Jabatan Karena Alasan Tak Terduga, Curhatannya Diungkap Sang Ayah

Mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purnawirawan) Sutarman

Gridhot.ID - Jenderal Polisi (Purn) Sutarman pernah mengemban amanah sebagai Kapolri tahun 2013-2015. 

Diketahui, Presiden Jokowi kala itu memberhentikan Jenderal Sutarman secara hormat dari jabatan Kapolri berdasarkan keputusan Presiden yang diumumkan di Istana Merdeka pada Jumat (16/1/2015) silam.

Sebagai penggantinya, jabatan Kapolri dipegang oleh Pelaksana Tugas Kapolri Wakil Kepala Polri Komjen Badrodin Haiti.

Setelah purna dari jabatan Kapolri, Sutarman sempat ditawari jabatan sebagai menteri atau dubes oleh Jokowi.

Namun, kedua opsi itu ditolak oleh Sutarman.

Mengutip artikel Kompas.com (6/2/2015), Sutarman sempat curhat kepada sang ayah, Pawiro Miharjo soal tawaran jabatan dari Jokowi itu.

Ungkapan hati Sutarman terlontar dalam sebuah dialog di meja makan.

Pawiro bercerita saat itu dirinya mengunjungi Sutarman ke Jakarta.

Tujuannya ke Ibu Kota merupakan bentuk sokongan moral kepada anaknya selepas diberhentikan dari jabatannya sebagai Kapolri.

Baca Juga: Pelurunya Standar NATO, Senjata Mematikan TNI AD Dibawa Kabur Prada Yotam Bugiangge, Jenderal Andika Perkasa Keluarkan Perintah Keras 

"Kinten-kinten setengah wulan kepungkur, kula dhateng Jakarta. Ten mrika, kula ngleremaken anak kula.

(Sekitar setengah bulan yang lalu, saya ke Jakarta. Tujuannya ialah untuk menentramkan hati dan mendukung anak saya)," ungkap Pawiro ditemui TribunJogja di rumahnya di Dukuh Dayu RT/RW 03/XI, Desa Tawang, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (5/2/2015).

Hanya sebentar saja Pawiro tinggal di kediaman sang Jenderal. Pertemuannya dengan Sutarman berlangsung singkat.

"Kula ten Jakarta namung sekedhap, niku mawon mboten kepanggih anak kula dangu. Sonten kula nyipeng, enjinge nembe kepanggih piyambake, niku nggih namung ngomong-ngomong sekedhik.

(Di Jakarta hanya sebentar saja. Itu saja tidak bertemu dengan saya lama, hanya sebentar. Sore hari, saya sampai dan menginap. Baru keesokan harinya, saya bertemu dia dalam sebuah sarapan)," kenangnya.

Dalam pembicaraan itu, Pawiro sempat bertanya tentang kelanjutan karier Sutarman.

"Tarman matur piyambake ditawari dados menteri utawa dubes. Nanging ditolak sedaya. Piyambake pengin bebas merdika.

(Sutarman bilang bahwa ia ditawari menteri ataupun dubes. Tetapi, keduanya ditolak. Ia bilang ingin menjadi orang yang bebas merdeka)," ucapnya.

Baca Juga: Dipercaya Jadi Pangdam Jaya, Inilah Profil Mayjen TNI Untung Budiharto yang Tuai Polemik, Dulu Bawahan Prabowo Subianto di Tim Mawar

Pawiro juga tidak menentang keputusan jenderal bintang empat tersebut untuk beristirahat.

"La kowe sing sabar, trimak-trimakno, rasamu ya mesthi rak penak. Aku ngerti. Mengko mundhak awakmu malah dadi ora kepenak. Nek meh leren-lerena, ya kowe dadiya wong merdika

(Yang sabar, terima saja keputusannya. Perasaanmu pasti tidak enak. Aku tahu. Namun, jika tidak kau relakan, akan merusak badanmu saja. Kalau kau ingin berhenti, silakan saja. Jadilah orang yang merdeka)," tuturnya.

Biodata Jenderal Sutarman

Mengutip Surya.co.id, Sutarman menjabat sebagai Kapolri dari 25 Oktober 2013 sampai 16 Januari 2015. 

Pada 2020 lalu, mantan Kapolri Sutaman menerima penghargaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kapolri di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini mendapat Bintang Mahaputera Adipradana.

Jokowi menganugerahkan Tanda Kehormatan, Bintang Mahaputera dan Bintang Jasa kepada para pejabat negara atau mantan pejabat negara periode 2014-2019 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/11/2020).

Baca Juga: Pimpinan Baru Baret Merah Pilihan Jenderal Andika Perkasa, Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa Resmi Jabat Danjen Kopassus, Ini Profilnya

Total ada 71 penerima Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera dan Bintang Jasa, termasuk Sutarman.

Adapun perjuangan Jenderal Sutarman berawal dari Akademi Kepolisian setelah ia lulus dari STM.

Sutarman lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) dengan predikat lulusan terbaik pada 1981.

Karier Sutarman sebagai polisi dimulai pada 1982.

Berikut rangkuman perjalanan kariernya dilansir dari Tribunnewswiki.com dalam artikel 'Jenderal Polisi (Purn.) Drs H Sutarman, S I K.'

1. Karier di kepolisian

Saat menginjak 25 tahun, Sutarman menjadi Kepala Staf Lalu Lintas Kepolisian Restor Bandung.

Setelah itu Sutarman diangkat menjadi Kepala Kepolisian Sektor Dayeuh, Bandung.

Pada 2000, Sutarman menjabat sebagai Ajudan Presiden Abdurrahman Wahid.

Baca Juga: Darah Jenderal TNI Mengalir di Tubuhnya, Anak Tunggal Andika Perkasa Berprofesi Dokter, Dulu Ikut Tangani Hipospadia Aprilio Manganang, Ini Sosoknya

Karier Sutarman di kepolisian semakin melejit.

Dalam waktu 5 tahun, ia menjabat sebagai Kapolda Kepulauan Riau, Kapolda Jawa Barat hingga Koplda Metro Jaya.

Setelah menjadi Kapolda Metro Jaya, Sutarman ditarik ke Mabes Polri dan dilantik menjadi Kabareskrim.

Saat masih menjabat sebagai Kabareskrim, pernah terjadi insiden polisi mengepung Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) saat terjadi kasus petinggi Mabes Polri yang ditangani KPK.

Sutarman diangkat sebagai Kapolri pada 2013 menggantikan Jenderal Timur Pradopo.

Komisaris Jenderal Sutarman resmi menggantikan Jenderal (Pol) Timur Pradopo setelah dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, pada 25 Oktober 2013.

Sutarman merupakan calon tunggal yang diusulkan Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Baca Juga: Jabat KSAD, Dudung Abdurachman: Saya Tidak Mau Dibawa-bawa ke Politik

Berikut jabatan-jabatan yang pernah diemban Sutarman:

- Kepala Staf Lantas Polres Bandung Polda Jabar (1982)- Kapolsek Dayeuh Polres Bandung Polda Jabar (1982)- Kasat Lantas Polres Sumedang Polda Jabar (1983)- Danki Tar Akpol (1986)- Kasubbag Renset Dit Pers Polda Metro Jaya (1988)- Kapolsek Metro Kebon Jeruk Restro Jakbar (1989)- Kapolsek Metro Penjaringan Restro Jakut (1991)- Paban Muda III / Binkar Spers ABRI (1993)- Kabag Bintibmas Dit Binmas Polda Metro Jaya (1995)- Kapusdalaops Polwil Timor Timur Polda Nusra (1996)- Kapolres Lombok Timur Polda NTB (1996)- Kabag Top / DSP Subdit Diaga Dit Minpers POLRI (1997)- Kabag Diawan / Gassus Subdit Dalkar Minpers POLRI (1997)- Kabag Dalkar Dit Pers Polda Metro Jaya (1997)- Kapolres Bekasi, Polda Metro Jaya (1999)- Ajudan Presiden RI (2000-2001)- Kapoltabes Palembang Polda Sumsel (2001-2003)- Dirreskrim Polda Jatim (2003-2004)- Kapolwiltabes Surabaya Polda Jatim (2004-2005)- Kapolda Kepri (2005-2008)- Kaselapa Lemdiklat Polri (2008-2010)- Kapolda Jawa Barat (2010)- Kapolda Metro Jaya (2010-2011)- Kabareskrim Polri (2011-2013)- Kapolri (2013-2015)

Baca Juga: Dulu Teman Seangkatan Jenderal Listyo Sigit, Irjen Wahyu Widada Kini Ditunjuk Jadi Asisten SDM Kapolri, Berikut Profil dan Sepak Terjangnya yang Luar Biasa

2. Alasan Tolak Tawaran Jokowi

Diberitakan Kompas.com (21/1/2015), setelah tidak lagi menjabat sebagai Kapolri, Sutarman ingin mendedikasikan hidupnya untuk membantu rakyat.

Ia menolak tawaran Jokowi untuk menjadikannya sebagai duta besar atau komisaris badan usaha milik negara.

"Saya terima kasih sudah ditawarkan itu. Saya bekerja di pemerintahan hampir 34 tahun. Sisa hidup saya akan saya gunakan untuk membantu rakyat yang masih membutuhkan," ujar Sutarman di Kompleks Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (21/1/2015) siang.

Sutarman menegaskan tidak akan terjun lagi ke pemerintahan atau dunia politik.

Pria kelahiran 5 Oktober 1957 tersebut ingin pulang kampung ke Sukoharjo, Jawa Tengah.

Dia tak berkantor lagi di Mabes Polri sampai masuk masa pensiun pada Oktober 2015.

Selain bergerak di bidang sosial, Sutarman akan melanjutkan kerja ayahnya, yakni bertani.

"Dengan bertani, saya ikut membantu program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan. Saya akan habiskan sisa hidup saya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan, butuh sentuhan lembut tangan-tangan kita. Saya akan gunakan tangan saya untuk itu," ujar dia.

Baca Juga: Berpaling ke Thailand Setelah Berguru pada Soeharto, Militer Myanmar Ternyata Gagal Meniru Kunci Utama 'The Smiling General' Berkuasa: Mereka Tidak Ada Rasa Percaya!

(*)