Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Mama Mertuanya Antar Sendiri Adik Ipar Serahkan Diri, Edo Kondologit Emosi Adik Iparnya Tewas Belum Ada 24 Jam Ditahan, Polisi Katakan Hal Ini

None - Senin, 31 Agustus 2020 | 15:13
Edo Kondologit saat ditemui di Studio Karnos Film, Cibubur, Depok, Jawa Barat, Senin (26/8/2019).
KOMPAS.com/IRA GITA

Edo Kondologit saat ditemui di Studio Karnos Film, Cibubur, Depok, Jawa Barat, Senin (26/8/2019).

Gridhot.ID -Video penyanyi sekaligus politisi PDI-P Edo Kondologit yang terlihat emosi viral di media sosial.

Video tersebut dibagikan oleh Veronica Koman lewat Twitter @VeronicaKoman, Minggu (30/8/2020).

Edo Kondologit meluapkan kemarahannya karena sang adik ipartewas di Polres Sorong, Papua Barat.

Baca Juga: Masih Berkeliaran di Australia, Veronica Koman Berani Bongkar Identitas Oknum PNS Papua yang Jadi Pelaku Pemerkosaan Siswi SMA di Jakarta, Lantang Sebut Pejabat Bumi Cendrawasih Predator

Dalam video, tampakEdo Kondologit menuntut keadilan atas kematian adik iparnya yang berinisial GKR.

"Tidak ada keadilan di Tanah Papua Ini. Saya sudah sakit hati sekali dengan perlakuan ketidakadilan di negeri ini," ujar Edo dengan luapan emosinya.

"Kita menuntut keadilan, kami pihak keluarga meminta agar propam proses polsek, petugas piket sampai Kapolres. Adik kami adalah korban dari sistem yang ambruk," sambungnya.

Diketahui, adik ipar Edo meninggal lantaran diduga dianiaya dalam ruang tahanan Polres Sorong Kota.

Edo mengaku adik iparnya itu memang merupakan terduga pembunuh seorang perempuan.

Namun, keluarga sendiri yang menyerahkan terduga adik ipar Edo ke pihak kepolisian untuk menjalani proses hukum.

Baca Juga: Kembali Koar-koar di Media Australia, Veronica Koman Ngaku Tak Gentar untuk Menyuarakan Papua Meski Sang Ibunda Menangis Memintanya Berhenti Hingga Keluarga Diintimidasi

"Supaya kalian tahu, pihak keluarga sendiri yang serahkan anak kita, supaya diproses hukum dengan baik. Tapi kenapa belum 24 jam sudah mati. Kita menuntut keadilan, keadilan, ini negara hukum," ungkap Edo dengan amarahnya.

"Asas praduga tak bersalah, seseorang dinyatakan bersalah hanya atas keputusan pengadilan, bukan polisi yang menentukan. Ini negara hukum, bukan negara suka-suka gue," sambungnya.

"Biar semua orang tau, pulau doom kecil ini, miras berkeliaran, narkoba dijual bebas. Polisi tahu itu, saya sudah punya bukti dan saya akan lapor. Polisi omong kosong," paparnya.

Edo menduga bahwa adik iparnya meninggal dipukuli dan dianiaya sejak dari mobil yang membawanya ke Polres.

Sesampainya di Polres, menurut Edo, sang adik ipar juga ditembak oleh salah seorang oknum polisi dan dianiaya tahanan lain.

Baca Juga: Tampil Perdana di Media Australia, Veronica Koman Ngaku Dapat Ancaman Perkosaan dan Pembunuhan, Keluarganya di Indonesia Sampai Pindah Rumah Takut Diintimidasi

"Omong kosong, kok ada luka tembak. Di media juga polisi bilang berhasil menangkap, omong kosong juga. Keluarga yang menyerahkan ke polisi. Hentikan sandiwara ini!" pungkas Edo.

Edo meminta kasus tersebut diusut tuntas oleh pihak Polda Papua Barat dan Propam serta memeriksa seluruh jajaran yang ada di Polres Sorong Kota.

Kompas.com mencoba mengonfirmasi perihal video itu sejak Minggu (30/8/2020) hingga Senin (31/8/2020) namun, belum ada respons dari Edo.

Kasat Reskrim Polres Sorong Kota AKP Misbhacul Munir menjelaskan bahwa GKR ditangkap karena kasus dugaan pencurian dan pembunuhan disertai pemerkosaan seorang nenek berusia 70 tahun di Pulau Doom, Kota Sorong, Kamis (27/8/2020).

Misbhacul mengatakan, saat dibawa ke Mapolres, GKR mencoba melawan dan melarikan diri. Polisi kemudian menembak kaki GKR.

Polisi menangkap GKR dan menahannya di sel. Namun, GKR disebut tewas usai dianiaya oleh tahanan lain berinisial C.

Baca Juga: Lakukan Kunjungan Negara ke Canberra Australia, Presiden Jokowi Disuguhi Dokumen Tapol Papua Kiriman Veronica Koman, Minta Penarikan Pasukan dari Nduga

"Saat ini polisi sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut. Satu tersangka inisial C sudah mengakui perbuatannya. Usai menganiaya korban hingga tak sadarkan diri, tersangka sempat memanggil petugas piket jaga, "Pak...Pak, ada tahanan yang lemas'. Korban kemudian dibawa ke rumah sakit sudah meninggal dunia," ujar Misbhacul, Minggu.

Misbhacul mengatakan, sebelum meninggal, GKR sempat diinterogasi.

Saat itu GKR mengaku tidak bersalah atas pembunuhan dan pemerkosaan terhadap nenek 70 tahun.

"Yang bersangkutan sebelum meninggal kami sedang melakukan interogasi dan ia mengakui ada hubungan ipar dari Edo Kondologit. Sebelumnya, dia mengaku tidak bersalah dalam kasus pembunuhan yang disertai pemerkosaan itu," ujar Misbhacul.

Artikel ini telah tayang diGrid.ID dengan judul:"Adik Iparnya Tewas di Polres Sorong, Edo Kondologit Luapkan Amarah hingga Minta Keadilan."dan Kompas.com dengan judul "Edo Kondologit Mengamuk karena Adik Iparnya Tewas di Tahanan, Ini Penjelasan Polisi."

(*)

Source :Kompas.comGrid.ID

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x