GridHot.ID - Kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J yang dilakukan oleh Ferdy Sambo dan ajudannya masih terus bergulir di meja hijau.
Adik Brigadir J, Reza Hutabarat, belakangan mengungkap perangai Putri Candrawathi.
Melansir Kompas.com, istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi diketahui sempat mengungkapkan pujian kepada Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J selama bekerja.
Hal tersebut disampaikan oleh adik Yosua, Mahareza Hutabarat saat menjadi saksi dalam persidangan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dengan terdakwa Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.
Reza mengaku, Putri memuji Yosua adalah sosok yang rajin. Hal itu diketahuinya usai menerima kiriman foto dari Putri yang menunjukkan Yosua sedang menyetrika.
"Tiba-tiba tanggal 3 (Juli) Ibu kirim foto almarhum menyetrika," kata Reza saat menjadi saksi dalam sidang lanjutan dengan terdakwa Bharada Richard Eliezer di PN Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2022).
Percakapan melalui pesan singkat pun terjadi antara Reza dengan Putri.
"Abangnya rajin banget luwes banget, enggak ke sini dek bantuin abangnya? Kalau begini bingung deh gajinya berapa," ujar Putri saat itu seperti ditirukan Reza.
Adapun, Yosua merupakan ajudan mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo.
Dia bekerja di rumah dinas Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Usai bercerita, Reza ditanya oleh hakim soal foto tersebut.
Menurut Reza, dirinya baru pertama kali melihat foto Yosua tengah menyetrika.
"Pernah lihat (Yosua) nyetrika sebelumnya?" tanya hakim.
"Baru kali itu," kata Reza.
Setelah itu, Reza kembali ditanya oleh hakim soal cerita Putri yang tiba-tiba mengirimkan foto.
Dilansir dari Surya.co.id, siapa sangka, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J memiliki kedekatan dengan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Bahkan, sangking dekatnya, Putri pun kerap memamerkan Brigadir J ke ibu-ibu Bhayangkari dengan mengakui anaknya.
Begitu juga kedekatan Putri dengan adik Brigadir J, Bripda Mahareza Rizky Hutabarat yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri.
Namun, ironisnya Brigadir J justru menjadi korban pembunuhan berencana oleh Putri dan suaminya dibantu oleh dua ajudan serta seorang asisten rumah tangga.
Pembunuhan berencana itu berlangsung di rumah dinas Ferdy Sambo di Jalan Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat 8 Juli 2022.
Kisah kedekatan Putri Candrawathi dan Brigadir J diungkapkan oleh sang adik, Bripda Mahareza Rizky Hutabarat dalam acara Rosi di Kompas TV, Kamis (27/10/2022) malam.
Rosi mengawali pertanyaan soal keberanian Bripda Mahareza atau akrab dipanggil Bripda Reza ini mengirim pesan singkat via WhatsApp ke Putri Candrawathi.
Rosi bertanya kenapa Reza berani mengirim chatting terlebih dahulu ke Putri Candrawathi pada Minggu 3 Juli 2022, atau 5 hari sebelum Brigadir J meninggal ditembak di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Sebab Putri Candrawathi adalah istri Kadiv Propam Polri saat itu, yakni Irjen Ferdy Sambo. Dalam chattingannya, Reza mengucapkan selamat hari minggu. Lalu Putri membalas dengan foto Brigadir J yang sedang menyetrika baju anak Putri dan memuji Brigadir J yang rajin dan luwes.
"Kok berani sih, kamu chat duluan. Itu istri Kadiv Propam loh," tanya Rosi Silalahi.
"Karena waktu itu Ibu tuh bilang, kita nih anak. 'Kamu tuh anak saya'," kata Reza menirukan ucapan Putri Candrawathi.
Bahkan kata Reza, ia pernah bertemu Putri Candrawathi saat ia sedang piket di Mabes Polri. Saat itu ia dan abangnya Brigadir J dikenalkan oleh Putri Candrawathi ke teman-temannya, sesama Bhayangkari (istri polisi).
"Pernah ketemu di Mabes, saat itu saya lagi piket, dan juga ada Abang Yosua. Dia manggil dek, sini dek, di depan teman-temannya. Dia ngenalin saya juga sama teman-temannya sesama Bhayangkari. 'Ini adiknya Reza, ini abangnya Yosua, Saya Emaknya'," kata Reza menirukan ucapan Putri Candrawathi saat mengenalkannya ke ibu Bhayangkari.
"Sampai dirangkul gitu. Habis gitu ya ketawa-ketawa. 'Ini adiknya dan kakaknya loh. Ganteng, ganteng. Baik-baik ini orang. Dua-duanya baik. Bangga saya jadi emaknya'," kata Reza menirukan ucapan Putri Candrawathi lagi.
Menurut Reza, terhadap semua ajudan lain, Putri Candrawathi juga baik.
Karenanya Reza mengaku tidak pernah merasa geer atau gede rasa karena dirinya dan abangnya Brigadir J disayang Putri Candrawathi.
"Ini biasa aja, mungkin ini bentuk perhatian dari atasan ke anggotanya. Mikirnya tetap ke hirarki itu lagi. Karena memang perhatian ibu itu kan baik banget. Tapi saya juga gak pernah merasa kegeeran. Ya udah mikirnya tetap dia pimpinan saya, saya cuma anggotanya. Jauh banget loh, ibarat langit dan bumi jaraknya. Jadi gak pernah kegeeran sih," kata Reza.
Reza mengatakan bahwa abangnya Brigadir J memang sangat sayang kepada mamanya, Rosti Simanjuntak.
Karenanya kata Mahareza yang akrab disapa Reza, mamanya sangat terpukul mengetahui Brigadir J meninggal dengan cara yang tak wajar.
Saat ini kata Reza, ia ingin mamanya melihat bahwa Brigadir J atau Yosua masih ada dan hidup di dalam dirinya sebagai adik.
"Abang sayang banget sama mama. Memang yang paling sayang sama mama, abang banget. Paling perhatian ke mama," kata Reza.
"Abang sudah gak ada, sekarang bagaimana caranya mama merasa oo iya Abang masih ada dalam diri Reza dilihat mama," kata Reza.
Menurut Reza, saat sebelum dan sesudah pemakaman Brigadir J di Jambi, dirinya hanya fokus pada mamanya yang sangat terpukul karena kehilangan Brigadir J.
"Pokoknya fokus ke mama, supaya jangan sakit. Mama nangis dikit peluk, mama sendirian hibur. Ngelakuin hal bodoh pun asal mama tertawa, bodo amat," katanya.
Setelah kematian Brigadir J yang dibunuh dengan diotaki eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Reza mengaku bertanya ke mamanya, apakah masih ingin dirinya di kepolisian atau tidak.
"Saya tanya, mama mau gimana nih? Mama masih pengen gak Reza di polisi. Reza ikut keinginan mama semua. Mama mau Reza masih di polisi," ujar Reza.
Reza mengungkapkan bagaimana ia saat pertama kali mendengar kabar kematian abangnya.
Menurut Reza, ia mendapat telepon dari salah satu ajudan Ferdy Sambo bernama Daden yang memintanya datang ke Mabes Polri, pada 8 Juli malam sekitar pukul 19.00.
“Waktu itu kurang lebih jam 7 ditelepon ajudan dari FS bertanya lagi di mana, sempet nanya tentang senpi.’Entar ke Mabes ya, ke gedung ini, ke Biro Provos, ada yang nungguin nanti, ada yang mau ngomong,” kata Reza.
Reza mengaku ada yang janggal ketika dia ditanya soal senjata api (senpi). Dia mengatakan bahwa ajudan Sambo sebetulnya tahu bahwa dia tidak memiliki senpi.
Tak hanya itu, Reza diminta datang menggunakan pakaian dinas olahraga (PDO), tapi kemudian diminta datang mengenakan pakaian dinas lapangan (PDL).
Sebelum pergi ke Mabes Polri, Reza memutuskan untuk mampir ke rumah Sambo di Saguling dan bertemu dengan Daden.
Reza yang belum mengenakan PDL karena bajunya masih di laundry pun ditanya. Reza memastikan bahwa dia sudah menelepon pihak laundry bahwa bajunya segera siap. Daden pun memaklumi.
“Pas berhenti di situ omongannya, dia langsung geledah bagian pinggang sampai ke kaki,” cerita Reza.
Rupanya Daden memeriksa apakah Reza membawa senpi atau tidak. Daden bahkan meminta Reza untuk membuka jok motor.
“Sebenarnya ada rasa kaya, ini kenapa sih, sampai ada digeledah,” ungkapnya.
Pada saat itu, Reza mencoba berpikir positif bahwa ada pimpinan yang akan bertemu sehingga dilakukan pemeriksaan sedemikian rupa.
Reza pun datang ke Propam Mabes Polri dan menunggu seseorang yang akan menemuinya selama satu jam.
Ternyata dia bertemu dengan Karo Provos Divpropam Polri Brigjen Benny Ali.
“Di situ diceritakan bahwa abang telah meninggal, kronologi juga kepada beliau meninggal. Pulang dari Magelang, nyampe di Jakarta, ibu istirahat, abang naik ke atas, melakukan pelecehan seksual, pengancaman, ibu teriak, didengar ajudan, namun yang berespon adalah Richard,” cerita Reza.
Reza pun mendengarkan penjelasan dari Brigjen Benny Ali soal penyebab Brigadir J meninggal dunia.
“Cuma bisa nangis, ketika dia menjelaskan saya cuma bisa diam. Ini gimana caranya bilang ke orang tua, apalagi orang tua lagi pulang kampung. Duh, berat banget rasanya,” ungkapnya.
Akhirnya, Reza menyampaikan kabar duka ke kakak perempuannya hingga semua keluarga mendengar kabar itu.(*)
Source | : | Kompas.com,Surya.co.id |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar