GridHot.ID - Kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J alias Yosua masih bergulir di persidangan.
Beberapa waktu lalu, terungkap jika skenario Ferdy Sambo buyar gara-gara satu rekaman CCTV.
Pasalnya, dalam CCTV tersebut, terekam detik-detik saat Brigadir J alias Yosua masih hidup.
Mengutip Kompas TV, terdakwa Ferdy Sambo mengaku sudah percaya diri alias PD skenario untuk menutup peristiwa penembakan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J sudah sempurna.
Ferdy Sambo mulai goyang saat anak buahnya Arif Rachman Arifin melaporkan terkait CCTV pos satpam yang merekam Brigadir J masih hidup. Arif menghubungi Sambo untuk laporan CCTV pada 13 Juli 2022.
Sebelumnya Sambo tidak berpikir ada hal yang tidak mendukung skenario tembak-menembak Bharada E dengan Brigadir J.
"Saya ketahuinya tanggal 13, subuh pak Arif telpon saya tapi saya masih istirahat, kemudian pagi hari saya telepon," ujar Ferdy Sambo saat menjadi saksi mahkota di sidang lanjutan obstruction of justice untuk terdakwa Chuck Putranto dan Baiquni Wibowo, Kamis (22/12/2022).
Sambo mengakui dirinya memerintahkan Chuck Putranto untuk menyalin dan melihat rekaman CCTV yang ada di sekitar TKP rumah dinas Duren Tiga.
Setelah persidangan berjalan Sambo baru mengetahui yang menyalin dan melihat rekaman CCTV yakni Baiquni Wibowo dan Arif Rachman.
"Saya tidak fokus pada CCTV karena saya tidak berpikir bahwa CCTV itu akan membuyarkan cerita yang saya bangun, karena tanggal 13 Juli baru saya ketahui dari Arif. Dia menyampaikan 'bang ini Yosua masih ada pada saat abang sudah masuk'," ujar Sambo.
"Berita atau pres rilis ini tidak sesuai dengan rekaman CCTV, kemudian saya kaget waktu itu karena tidak terpikir bahwa CCTV menyorot ke taman, ternyata korban masih berjalan di depan taman," kata Sambo.
Lebih lanjut Sambo menjelaskan saat menerima laporan dari Arif, dirinya menanyakan siapa saja yang melihat rekaman CCTV tersebut.
Kala itu, sambung Sambo, Arif menjelaskan yang melihat rekaman adalah Arif Rachman, Chuck Putranto, Baiquni Wibowo.
"Kemudian saya perintahkan kamu musnahkan dan hapus rekaman CCTV tersebut. Saya akan bertangung jawab. Saya pikir kalau tidak dimusnahkan ini pasti akan bisa diambil atau dilihat oleh orang lain selain mereka bertiga," ujar Sambo.
Dilansir dari surya.co.id, berikut biodata AKBP Arif Rahman, yang membocorkan rekaman CCTV, di mana Brigadir J masih hidup saat Ferdy Sambo baru masuk ke rumah Duren Tiga.
Naman AKBP Arif Rahman kembali disorot setelah disebut menjadi sosok yang membongkar rekaman CCTV di rumah Duren Tiga pada 8 Juli 2022 lalu.
Sebelumnya, sosok yang diduga membocorkan rekaman tersebut adalah istri Baiquni Wibowo setelah sang suami dipadsuskan karena kasus obstruction of justice.
Hal itu seperti yang disampaikan AKBP Arif Rahman ketika menjadi saksi untuk terdakwa Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria dalam sidang kasus perintangan penyidikan atau obstruction of justice pembunuhan Brigadir J, Kamis (22/12/2022).
AKBP Arif Rachman Arifin mengungkap, awalnya dia sempat nonton bareng hasil rekaman CCTV yang terkait pembunuhan Brigadir J pada Selasa (13/7/2022) pukul 02.00 WIB di rumah AKBP Ridwan Soplanit.
Adapun rumah Soplanit bersebelahan dengan rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga.
Saat itu, Arif melihat bahwa Brigadir J masih hidup saat Ferdy Sambo datang ke rumah dinas di Duren Tiga.
Hal ini berbeda dengan keterangan Ferdy Sambo yang datang setelah Brigadir J tewas.
Kemudian, Arif pun melaporkan hal tersebut kepada Hendra Kurniawan yang saat itu menjabat Karo Paminal Propam Mabes Polri.
Lalu, keduanya pun melaporkan temuan itu kepada Ferdy Sambo.
"Yang ngomong pertama Hendra Kurniawan? Masih inget bahasannya saat menyampaikan?" tanya Majelis Hakim kepada Arif dalam persidangan di PN Jakarta Selatan, Kamis (22/12/2022).
"Izin bang, ini Arif tadi lagi nonton CCTV ketika abang sampai ternyata Yosua masih hidup. Pak Ferdy diam saja. Dibilang marah sedih saya gak tau lah mukanya. Dua kali Pak Hendra cerita gak direspons sama pak Ferdy. Terus Pak Hendra bilang izin mungkin biar Arif saja yang cerita langsung ke abang," jawab Arif.
Lalu, Arif pun menyampaikan temuannya soal CCTV yang ditontonnya bersama Kompol Chuck Putranto, Kompol Baiquni Wibowo, AKBP Ridwan Soplanit, dan AKBP Arif Rahman.
Lalu, Sambo dengan muka memerah membantah temuan Arif Rahman tersebut.
"Mohon izin ndan kemarin Chuck sampaikan untuk nonton. Setelah saya tonton ternyata di CCTV itu nampak komandan tiba Yosua masih hidup. Saya sampaikan sekali saja terus beliau bilang ‘ah gak benar itu. Kamu percaya saja sama saya’. Tapi mukanya itu kaya gimana ya, merah, entah kaget entah marah saya juga gak tau," jelas Arif.
Lalu, Arif menjelaskan bahwa Sambo menanyakan siapa saja yang menonton CCTV tersebut.
Lalu, Sambo pun meminta juniornnya tersebut tidak membocorkan isi rekaman CCTV tersebut.
"Terus dia nanya ‘siapa saja yang nonton itu?' saya sampaikan saya, Ridwan, Chuck dan Baiquni. Lalu dia sampaikan 'kalau sampai bocor berarti kalian berempat ya',: terang Arif.
Mendapat perkataan itu, pikiran Arif langsung kacau.
"Ya kaget resposnnya beliau seperti itu. Kemudian nadanya juga tidak enak," kata Arifl.
Setelah itu Ferdy Sambo bertanya dimana dia menyimpan rekaman CCTV itu.
"Seinget saya ndan, itu disimpan di laptop dan flashdisc Baiquni.
Pak Ferdy bilang: kamu musnahkan itu," ungkap Arif.
Mendapat perintah itu, Arif langsung terdiam.
Tak lama setelah itu, Ferdy melihat foto keluarga yang ada di ruangannya. Mulai lah dia menangis.
"Kamu kan sudah dengar gimana kejadiannya rif, istri saya dibegitukan," ucap Ferdy Sambo ditirukan Arif.
Mendapati Kadiv Propam menangis di depannya, Arif hanya bisa bilang siap.
Dia bahkan tidak berani menatap muka Ferdy Sambo.
"Saya gak berani lihat pak ferdy sambo.
Beliau sempat marah: kenapa kamu gak berani lihat mata saya.
Saya hanya diam saja. Karena sudah gak tahu lagi gimana. perasaannya bingung," ungkap Arif.
Setelah itu, Hendra memberi kode padanya untuk beranjak dari ruang Ferdy Sambo dan keluar.
Saat ditanya, kenapa saat itu Arif tidak melaporkan ke atasan yang lebih tinggi, Mantan Kapolres Jember ini mengaku sudah berusaha melaporkan ke Ferdy Sambo.
Saat itu dia mengnanggap Ferdy Sambo masih mempunyai power dan kuasa sebagai Kadiv Propam.
"TIdak terpikir (ke atas lainnya)," akunya.
Disinggung tentang siapa yang membocorkan rekaman CCTV itu hingga akhirnya mengungkap kejadian sebenarnya, Arif mengakui dia dan Baiquni Wibowo lah yang membocorkannya.
"Pada saat kami diperiksa di padsus, kami sampaikan semuanya. Saya sampaikan menyimpan pada tanggal 8 Agustus 2022," akunya.
Setelah dibocorkan lalu penyidik Padsus menelusuri tentang rekaman CCTV itu dengan mendatangi rumah Baiquni Wibowo.
Saat itu lah, istri Baiquni menyerahkan rekaman CCTV itu ke penyidik.
"Itu sudah di padsus. Karena pengakuan dahulu, baru kemudian diserahkan barang-barangnya," tukasnya.
Biodata AKBP Arif Rahman
Dikutip dari Tribunnews, Kamis (22/9/2022), Arif lahir pada 23 Juni 1980.
Dia merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) pada 2001 dan mempunyai pengalaman di bidang reserse.
Arif pernah menjabat sebagai Kanit I Subdit III Dittipidum Bareskrim Polri, Kapolres Karawang (2019), Kapolres Jember (2020), dan Wakaden B Ropaminal Divpropam Polri pada 2021.
Riwayat Pendidikan:
Akpol (2001)
PTIK
Sespimmen
Riwayat Jabatan:
Kanit I Subdit III Dittipidum Bareskrim Polri
Kapolres Karawang Polda Jabar (2019)
Kapolres Jember Polda Jatim (2020)
Wakaden B Ropaminal Divpropam Polri (2021)
Pamen Yanma Polri (2022)
Tanda Kehormatan Tanda Jasa:
Satyalancana Pengabdian VIII Tahun
Satyalancana Pengabdian XVI Tahun
Satyalancana Ksatria Bhayangkara
Satyalancana Dwidya Sistha
Satyalancana Dharma Nusa
Satyalancana Kebaktian Sosial
Brevet:
Brevet Penyidik Utama
Brevet Selam Polri
Brevet Penerjun Polri
(*)
Source | : | Surya.co.id,Kompas TV |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar