Ia juga dikenal pribadi yang pendiam dan jarang bergaul dengan remaja seusianya di lingkungan rumah.
"Dia ini orangnya pendiam, jarang bergaul sama anak-anak seumurannya, kaget juga saya dengar berita kalau dia pelakunya, padahal dia ini termasuk rajin ibadahnya," tetangga terduga pelaku yang enggan menyebutkan namanya.
Diketahui, penjagaan polisi di rumah pelaku untuk mengantisipasi aksi balasan dari keluarga korban.
Kronologi versi keluarga
Mengutip dari Kompas.com, paman korban, A (30) turut membagikan kronologi dugaan pembunuhan yang dilakukan oleh MF terhadap korban.
A bercerita pelaku awalnya mengajak korban untuk bermain sepeda.
"Jadi, korban diajak naik sepeda dan diberi iming-iming es krim. Tiba-tiba korban dibawa ke tempat kejadian perkara (TKP)," ungkap A.
Menurut A, pelaku tinggal di jalan dan kelurahan yang berbeda dengan korban dan mereka tidak saling mengenal.
"Pelaku tidak mengenal korban," tambah A saat ditemui di rumah duka.
Beberapa hari kemudian, kata A, korban sempat ditemukan dalam semak-semak dalam keadaan tidak berpakaian.
"Kemudian tadi malam, korban ditemukan oleh seorang warga dan pelaku juga turut menunjukkan lokasi di mana korban meninggal," jelasnya.
"Korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dan tanpa pakaian sama sekali," tambah A.
Sementara itu ayah korban, H (34) bercerita, anak pertamanya berpamitan malam itu untuk mengunjungi rumah sang nenek.
"Kebetulan dia bertemu dengan pelaku dan diajak naik sepeda untuk membeli es krim," ungkap A di rumah duka.
"Kebetulan ada tante saya yang melihat, dan istri saya juga saat itu sedang mencarinya. Ditanya oleh tante saya, dikatakan bahwa korban dibawa oleh seseorang yang besar naik sepeda," tambahnya.
Ayah korban berharap agar pelaku bisa diadili sesuai hukum yang berlaku.
"Walaupun dia anaknya mantan anggota polisi, jangan sampai dilindungi, saya cuman mau minta keadilan sesuai apa yang dia perbuat," tuturnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,TribunPalu.com |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar