GridHot.ID - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri telah berhasil menangkap buron kasus pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali, Djoko Tjandra, Kamis (30/7/2020).
Ia tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (30/7/2020) malam bersamaan dengan bergemanya suara takbir.
Seperti diketahui, Djoko Tjandra kabur ke luar negeri sejak 2009 lalu.
Djoko Sugiarto Tjandra (Joker) akhirnya berhasil ditangkap oleh Bareskrim Polri.
Ia ditangkap setelah Polri berkomunikasi dengan Polis Diraja Malaysia (PDRM).
Djoko dicokok polisi di salah satu apartemen miliknya di Malaysia yang menjadi lokasi persembunyiannya.
"Sedang di apartemen yang bersangkutan," kata Kabareskrim Polri, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo, yang memimpin langsung penjemputan Djoko ke Malaysia.
Setelah diserahkan ke Polri, Djoko kemudian langsung dibawa pulang ke Indonesia dengan menggunakan pesawat jenis Embraer Legacy 600 dengan nomor registrasi PK-RJP.
Rombongan polisi yang menjemput Djoko dari Malaysia itu tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (30/7/2020) malam sekira pukul 22.48 WIB.
Dari Bandara Halim, Djoko kemudian dibawa ke Bareskrim Polri untuk menjalani pemeriksaan.
Terkait penangkapan Djoko Tjandra yang sudah buron selama 11 tahun itu, Menko Polhukam Mahfud MD mengaku dirinya sama sekali tidak kaget.
Sebaliknya, Mahfud menyebut dirinya sudah tahu sejak beberapa hari lalu Djoko Tjandra akan ditangkap.
Bahkan, ia menyebut operasi penangkapan Djoko sudah dirancang sejak 20 Juli 2020, saat Komjen Listyo mendatangi kantornya untuk membeberkan skenario penangkapan.
"Saya tidak kaget, karena operasi ini sudah dirancang sejak tanggal 20 Juli. Saat itu saya mau mengadakan rapat lintas kementerian dan aparat penegak hukum untuk buat rencana penangkapan," kata Mahfud dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (31/7/2020).
”Sebelum rapat dimulai, rapat itu saya rencanakan jam 05.30 sore, tapi siangnya sekitar jam 11.30 Kabareskrim datang ke kantor saya melapor, polisi siap melakukan langkah-langkah dan sudah punya skenario yang harus dirahasiakan” imbuhnya.
Mahfud mengatakan, selain dirinya, pihak yang tahu skenario penangkapan Djoko Tjandra itu adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kapolri Jenderal Idham Azis, Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo.
Sehingga hanya empat orang yang tahu skenario operasi penangkapan itu.
”Yang tahu pada waktu itu menurut Kabareskrim hanya Kapolri, Presiden, dan Menko Polhukam. Malam itu juga Kabareskrim berangkat ke Malaysia tanggal 20 itu," lanjutnya.
Mahfud enggan membeberkan skenario yang disepakatinya bersama Komjen Listyo.
Namun yang ia yakini, operasi penangkapan akan berjalan sukses setelah melihat keseriusan Kabareskrim.
"Saya dikasih tahu skenarionya, dan saya yakin akan berhasil. Mengenai skenario itu saya sepakat dengan Bareskrim untuk tidak kasih tahu ke masyarakat.
Waktu itu pokoknya operasi tahunya jalan dan berhasil. Jadi saya tahu detailnya, itu tanggal 20, mau ketemu siapa, gimana nangkapnya, sehingga sejak siang tanggal 20 saya anggap tugas saya 90 persen selesai," tuturnya.
Djoko Tjandra licik
Sementara itu Kapolri Jenderal Pol Idham Azis menyatakan, penangkapan Djoko Tjandra merupakan bentuk komitmen Polri untuk menangkap koruptor buron.
Idham menegaskan bahwa Polri tak akan pandang bulu dan akan menyeret siapa saja ke penjara bagi yang membantu pelarian Djoko Tjandra.
”Sekali lagi ini bentuk komitmen kami. Kami akan transparan, objektif, untuk usut tuntas apa yang terjadi," ucap Idham dalam keterangan tertulisnya, Jumat (31/7/2020).
Idham kemudian menceritakan bagaimana proses penangkapan Djoko yang berawal dari permintaan Presiden Jokowi yang meminta agar buronan kasus cessie Bank Bali itu bisa segara ditangkap.
Berdasarkan perintah Presiden Jokowi itu, Polri kemudian membentuk tim kecil untuk mencari keberadaan Djoko.
“Perintah itu kemudian kami laksanakan. Kami bentuk tim kecil karena infonya yang bersangkutan berada di Malaysia," ujarnya.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu mengapresiasi kinerja anak buahnya dalam proses penangkapan Djoko Tjandra.
Menurut Idham, tim y ang dipimpin oleh Kabareskrim Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sudah bekerja sangat baik.
"Djoko Tjandra ini memang licik dan sangat pandai. Dia kerap berpindah-pindah tempat. Tapi, Alhamdulilah berkat kesabaran dan kerja keras tim Djoko Tjandra berhasil diamankan," ucapnya.
Terkait proses selanjutnya, Idham menjanjikan proses hukum terhadap Djoko Tjandra akan dilakukan transparan dan tak akan ditutupi bagi publik.
"Proses hukum Djoko Tjandra akan terus dikawal. Terbuka dan transparan serta tidak akan ditutup-tutupi," kata Idham.
Idham juga mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait proses hukum yang akan dijalani Djoko Tjandra.
“Proses untuk Djoko Tjandra sendiri, tentunya ada proses di Kejaksaan yang tentunya akan ditindaklanjuti. Kami juga akan berkoordinasi dengan KPK,” jelasnya.
Sedangkan Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan bahwa proses hukum Djoko Tjandra selanjutnya akan diserahkan ke Mahkamah Agung.
Sehingga, dirinya, termasuk Presiden Jokowi, polisi, serta jaksa tidak bisa ikut campur dalam proses penyelidikan dan penyidikan.
"Ini sudah ranah MA. Polisi, jaksa tak bisa ikut campur. Pengawasan masyarakat, pelototan masyarakat sekarang sangat efektif untuk awasi dunia peradilan," tutup dia.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judulKapolri Jenderal Idham Azis Ungkap Kelicikan Djoko Tjandra, Hanya 4 Orang Tahu Operasi Tangkap Joker(*)