GridHot.ID - Kasus Djoko Tjandra telah menyeret sejumlah penegak hukum di Indonesia.
Namun, rupanya untuk melancarkan aksinya, Djoko Tjandra juga menyeret sosok lain.
Belakangan, seorang pengusaha disebut-sebut turut andil dalam pelarian tersangka kasus pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali.
Sebelumnya, ada empat nama disebut-sebut oleh Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) membantu Djoko Tjandra bebas dari jeratan kasus hukum.
Empat nama itu diduga menjadi saksi terkait skandal surat jalan terpidana kasus Bank Bali, Djoko Tjandra.
Antara lain, Jaksa Pinangki Sirna Malasari. Jaksa yang bertugas di Kejaksaan Agung ini telah ditetapkan sebagai tersangka dugaan suap dalam kasus Joker-sebutan Djoko Tjandra.
Seperti diketahui, Jaksa Pinangki dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Sub Bagian Pemantauan dan Evaluasi II pada Biro Perencanaan Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan oleh Kejaksaan Agung RI.
Selain Jaksa Pinangki, nama pengusaha ini juga disebut berperan sebagai penghubung Djoko Tjandra ke Brigjen Prasetijo Utomo.
Dari Brigjen Prasetijo Utomo itulah, Djoko Tjandra bisa menemui pejabat di Divisi Hubungan Internasional Mabes Polri yang membawahi NCB Interpol Indonesia.
Hingga akhirnya red notice Djoko Tjandra pun dihapus.
Pengusaha sekaligus teman Djoko Tjandra ini adalah Tommy Sumardi.
Tommy Sumardi adalah calon besan eks Perdana Menteri (PM) Malaysia, Najib Razak.
Berikut paparan selengkapnya yang diungkap oleh Koordinator MAKI, Boyamin Saiman pada Senin (10/8/2020).
Boyamin menyebut, ada juga nama Rahmat S selaku Pengawas Koperasi Nusantara yang beralamat di Jakarta Selatan.
Ia diduga memiliki keterkaitan dengan tersangka Anita Kolopaking.
Boyamin menduga, pria tersebut diduga sebagai pihak yang mengajak Anita Kolopaking untuk menjadi pengacara Djoko Tjandra.
Kemudian, Viady Sutojo selaku Direktur Utama PT Mulia Graha Tata Lestari. Viady diduga tinggal di Jakarta atau Bali.
Boyamin mengatakan Viady merupakan rekan kerja Djoko Tjandra.
Keduanya disebut pernah bekerja sama.
Salah satunya pengalihan izin mendirikan bangunan (IMB) Hotel Mulia Bali atas nama Viady Sutojo yang sebelumnya atas nama Djoko Tjandra.
Sosok dan peran Tommy Sumardi
Boyamin mengatakan, Tommy Sumardi merupakan pihak swasta yang berdomisili di Jakarta.
Keterlibatan Tommy pada kasus pelarian Djoko Tjandra disebut Boyamin bermula pada April 2020.
"Saat itu, Tommy diduga meminta Brigjen Prasetijo Utomo untuk memperkenalkan dengan pejabat di Divisi Hubungan Internasional Mabes Polri yang membawahi NCB Interpol Indonesia," kata Bonyamin.
Belakangan, NCB Interpol Indonesia diketahui memberitahu pihak Imigrasi bahwa red notice Djoko Tjandra telah terhapus dengan alasan sejak 2014 tak lagi diperpanjang oleh Kejaksaan Agung.
Tommy Sumardi merupakan calon besan eks PM Malaysia, Najib Razak.
Itu setelah anak perempuan Tommy Sumardi, Fitri Aprinasaari Utami yang merupakan politikus Partai Golkar, bertunangan dengan putra Najib Razak bernama Nazifuddin Najib.
Pertunangan antara Fitri dan Nazifuddin berlangsung di sebuah hotel di Jakarta pada 4 Mei 2019.
Pasangan tersebut rencananya akan menikah pada Desember.
“Djoko Tjandra ini diduga berteman baik dengan Najib Razak selama melarikan diri dan berbisnis di Malaysia,” ujar Boyamin.
Selain itu, sosok Tommy Sumardi diduga dekat dengan mantan Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto.
Hal tersebut diketahui ketika sang anak Fitriani menelepon Tommy karena menjadi korban pengeroyokan pada Agustus 2017.
Saat menerima panggilan telepon dari Fitriani, Tommy Sumardi tengah bersama Setya Novanto.
Boyamin mengatakan, nama-nama mereka telah disampaikan melalui surat kepada Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo.
Daftar saksi-saksi ini diduga kuat terkait dengan tersangka Brigjen Pol Prasetijo Utomo dan tersangka Anita Kolopaking.
“Mereka adalah saksi penting yang harus diperiksa dan dimintai keterangan terkait Joko Tjandra,” kata Boyamin.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judulSelain Jaksa Pinangki, Calon Besan Eks PM Malaysia Ini Jadi Penghubung Djoko Tjandra ke Jenderal(*)