Dia dikasih tahu anaknya yang lain kalau sawahnya dirusak oleh lima orang.
Selepas diperiksa ke sawah, benar saja tanaman padi usia sekira lebih dari tiga bulan rusak.
Padahal tanaman padi itu baru saja diberi pupuk sejumlah 20 kilogram.
Padi di sawah itu menjadi sumber penghidupannya.
"Saya sakit hati sekali sawah sudah jual, ini padinya malah dirusak," ungkapnya.
Persoalan tanah berikutnya, sambung Rasminah, menyoal tanah seluas 415 meter persegi.
Tanah itu kini berdiri rumah dan warung kopinya.
Lokasi tanah tepat berada di depan lapangan sepak bola Kelurahan Candiroto, Kendal.
Kalau tanah itu dijual, dia bingung mau hidup di mana.
Sebab dia sendiri tak mau merepotkan para anaknya.