Tanah itu kini berdiri rumah dan warung kopinya.
Lokasi tanah tepat berada di depan lapangan sepak bola Kelurahan Candiroto, Kendal.
Kalau tanah itu dijual, dia bingung mau hidup di mana.
Sebab dia sendiri tak mau merepotkan para anaknya.
Di warung itulah dia menggantungkan hidup.
Bahkan mampu memberi uang jajan ke cucunya yang berjumlah 15 anak.
"Dari warung ini saya bisa mandiri tak merepotkan anak.
Makan tidur di sini," jelasnya.
Menurut Rasminah, dua tanah yang dipersoalkan itu merupakan hasil kerja kerasnya bersama suaminya.
Semasa hidup dia dan suaminya bekerja keras dari bertani, berdagang dan kerja di pabrik.
"Kalau saya bantu suami bertani dan dagang"
"Kami tanam tembakau dan padi"
Suami juga kerja di perusahaan kemasan di Karangayu, Kota Semarang," terangnya.
Source | : | Wartakotalive |
Penulis | : | None |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar