Pada tanggal 23 September 1999, Henri teringat sirene yang tiba-tiba terdengar lagi dan para pilot Indonesia, beberapa di antaranya baru saja memulai sholat Isya, berlari ke ruang siap sebelum melompat ke dalam mobil yang membawa mereka ke jalur penerbangan.
Kali ini, wingman Henri adalah Mayor Hasbullah, dan dia menjelaskan bahwa mereka ditugaskan untuk menangkap pesawat tak dikenal lainnya.
Henri menganggap dua Hawk Mk 209 mengudara dalam waktu 12 menit setelah peringatan berbunyi, yang membuat pengontrol di pangkalan tidak punya waktu untuk menerangi landasan.
Karena tidak ada waktu untuk pengarahan sebelum penerbangan, Henri memutuskan untuk berbicara dalam bahasa Jawa untuk menjelaskan rencana misi kepada wingman-nya, karena diharapkan Australia akan mendengarkan komunikasi mereka dan mereka mengerti bahasa Indonesia.
Henri segera menyadari bahwa Hasbullah tidak mengerti bahasa Jawa, sebelum kedua Hawk itu menuju utara.
Kemudian, menurut Henri, sebuah panggilan radio datang dari GCI di Kupang, "setengah berteriak," mengumumkan bahwa RAAF F-111 baru saja meraung di atas pangkalan, tampaknya dari arah Dili.
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar