GridHot.ID - Perusahaan pinjaman online (pinjol) terus meresahkan warga karena cara penagihannya.
Melansir Tribun Jakarta, Polda Metro Jaya kembali membongkar praktik pinjol di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Bahkan dalam penggerebekan itu ada debt collector yang sedang mengedit foto porno nasabah.
"Seorang anak dan ibu melakukan praktik video porno demi bertahan hidup dan membiayai keluarganya yang di kampung dan menyekolahkan anak-anaknya," tulis debt collector dalam kolase tersebut.
Debt collector itu juga mencantumkan nama peminjam pada konten itu.
Dilansir dari Tribunnewsbogor.com, karyawan perusahaan pinjaman online ilegal membeberkan cara mengedit foto tak senonoh untuk meneror nasabah.
Ia mengaku melakukan itu karena tekanan dari atasan yang menargetkannya mendapatkan uang dari nasabah.
Tersangka pun kemudian mengikuti cara yang dilakukan teman-teman lainnya yakni dengan mengedit foto tak senonoh nasabah dan mengirimkannya.
Rekayasa foto peminjam yang ia lakukan itu bertujuan untuk dijadikan bahan ancaman dan intimidasi.
Dalam satu hari, operator perusahaan pinjol menyebar pesan yang berisi ancaman maupun tawaran pinjaman online, hingga ke 15O nomor handphone sekaligus.
Dilansir dari Youtube tvOneNews, Jumat (22/10/2021), Reporter TV One Yasin Idris mewawancarai salah satu penagih pinjaman online.
Baca Juga: Waspada Jerat Utangan Online, Direktur AFPI Ingatkan Ciri-ciri Pinjol Ilegal hingga Resiko Bahayanya
Kepada wartawan, ia membeberkan pejerjaannya sehari-hari.
"Bertugas seperti operator pinjol, setiap hari ganti kartu, terus nyalain di mesin komputer terus apply," kata dia. Polisi lakukan penggerebakan ke kantor pinjol ilegal.
Ia juga menjelaskan, pesan yang dikirimkan setiap harinya ada yang berupa ancaman dan intimidasi, kemudian penawasan pinjaman, dan lainnya.
"Sehari biasanya ngirim pesan 100-150 ribu pengiriman, menggunakan kurang lebih 64 sim card," ungkap dia.
"Sim cardnya dari mana tidak tahu, dikirim dari atasan," tambahnya.
Sementara itu, tersangka lainnya yang tak disebutkan namanya, mengaku bertugas sebagai pembuat konten porno.
"Pertama tugas saya itu menagih, dan di sana sebenarnya kita edit foto itu di PC kita sudah ada, kita hanya tinggal fotocopy KTP saja, kita taruh di situ terus kita screen shoot dan kirim ke nasabah," tuturnya.
Ia pun mengaku terpaksa melakukan pekerjaan itu.
"Nah di situ jatohnya memang saya melakukan penyebaran data, jadi kalau memang ada kerjaan lain selain dari ini yang lebih baik pasti saya akan memilih yang lebih baik," kilahnya.
Tersangka pun menjelaskan, cara kerja yang ia lakukan itu mengikuti cara kerja para seniornya.
"Sebenarnya bukan ide dari kita, jatohnya karena mereka (atasan) tidak melarang juga, saya melihat juga anak-anak lama di situ melakukan seperti itu," ungkapnya.
Ia mengaku, dirinya juga terpaksa melakukan cara itu karena mengejar target.
"Dan saya tanya bagaimana cara penagihannya. Sebelumnya di situ saya tidak pernah keras seperti begitu, makanya karena ada tuntutan maka disuruh untuk mengikuti teman bagaimana penagihan teman lain," bebernya.
Setiap penagih, kata dia, memiliki tugas dan terget masing-masing.
"Justru itu kita melakukan kekerasan ini karena target. Kalau kita satu orang per hari yang bayar. Berapapun dia bayar, yang penting satu orang per hari yang bayar," tutupnya.
Digaji Rp 15 Juta per Bulan
Sementara itu dilansir dari Tribunnews.com, salah satu tersangka berinisial HH (35) mengaku sudah baru bekerja selama 9 bulan di perusahaan pinjol ilegal.
Namun setiap bulannya, HH mengaku digaji sebesar Rp 15 juta.
Sehingga, selama 9 bulan bekerja, HH sudah mendapatkan gaji total senilai ratusan juta.
"Sebelumnya saya wiraswasta. Sudah kerja di pinjol ilegal 9 bulan. Gaji Rp15 juta per bulan," kata HH saat ditemui di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, dilansir dari Tribunnews.com, Kamis (21/10/2021).
Ketika melamar kerja, HH mengaku sudah dijanjikan akan digaji mahal.
Untuk perbulannya, HH dan para karyawan pinjol ilegal ini akan digaji Rp 5 juta hingga Rp 15 juta, lebih besar dari UMR DKI Jakarta.
Tak hanya itu, mereka dijanjikan cuma bekerja pada pagi sampai siang hari saja.
Baca Juga: Geregetan Hidupnya Terusik Gegara Diteror Pinjol Tagih Utang, Nafa Urbach Langsung Beri Ancaman Ini
Bahkan mereka pun tak perlu repot-repot masuk kantor setiap harinya.
Mendengar hal tersebut, HH kaget, apalagi dirinya cuma lulusan SMP.
Alhasil, HH tanpa ragu langsung menyetujui untuk bekerja di perusahaan tersebut.
Sebelumnya, HH mengaku tidak tahu kalau perusahaan tempatnya melamar kerja itu adalah perusahaan pinjol ilegal.
Namun, ketika membaca sebuah pesan yang akan ia kirim kepada para peminjam, HH baru mengetahuinya.
"Seiring berjalannya waktu kita tahu itu adalah pinjol. Awalnya enggak tahu. (Tahunya) dari narasi SMS yang kita terima," ungkap HH terus terang.
Lebih lanjut, HH menceritakan jobdesk atau bagian pekerjaannya di perusahaan tersebut.
HH mengaku bertugas sebagai pengirim SMS kepada nasabah yang pakai pinjol ilegal
Meski begitu, HH menyebut SMS yang ia kirim ini bukanlah SMS teror.
"Direkrut hanya dibilang untuk mengirim SMS," sambungnya.
"Kami bukan bagian neror. Kita hanya meneruskan SMS. kita bukan Yang neror. Semua narasi atau konten semua dari server yang di atas kita," jelasnya.
Lebih lanjut, HH mengungkapkan cara kerja pinjol ilegal tersebut.
Awalnya, pihak perusahaan telah menyediakan peralatan yang akan digunakan untuk melakukan penagihan kepada peminjam.
"Jadi awal mula kita siapkan laptop, WIFI, dan alat modem pool. Alat modem pool alat yang digunakan untuk kartu SIM card yang kita dapat dari atasan kita, dan kartu SIM card sudah teregistrasi dan sudah diaktivasi," jelasnya.
Selanjutnya, kata HH, peralatan itu dikoneksikan kepada alat modem pool tersebut. Nantinya, modem pool itu akan diisi paket data oleh pihak perusahaan.
"Jadi pertama kita nyalain HP, koneksi ke semua mesin. Kedua kita akan memakai SIM card.
Kartu SIM card kita colokin ke mesin. Mesin ini akan kita isi paket.
Setelah isi paket sms, maka otomatis kita akan hidupkan di software yang ada di PC. setelah itu SMS otomatis akan terkirim ke penerimanya," ungkap dia.
(*)